Thursday, September 27, 2007

Acara TV di Bulan Rhamadan

Acara TV di Bulan Rhamadan:Merusak Semangat dan Nilai Rhamadan

Kalau kita bangun untuk makan sahur, TV tetangga telah dulu bangun denga acara-acara yang katanya bernuansa"rhamadan". Kalau kita bangun hendak shalat malam di bulan Rhamadan, musik, sinetron, lawakan serta quiz yang bernuansa "Rhamadan" sedang seru-serunya merebut jam tayang kita untuk menghadap Sang Pemberi Rizqi. Begitu hebatnya acara-acara TV di bulan suci ini telah merebut waktu-waktu kita untuk meningkatkan amal ibadah; baca qur'an, muthola'ah hadist, dan qiyamul lail.
Memang, kita tidak bisa membohongi diri kita kalau jiwa ini membutuhkan hiburan. Hiburan memang fitroh manusia; tapi fitroh manusia tidak pernah berubah, yakni pada agama. Aturan-aturan agama, hukum-hukum agama yang telah dipraktekkan oleh Nabi SAW dan generasi terbaik ummat ini menghasung manusia untuk menjadikan dzikir, tilawah qur'an dan merenungi kandungannya, muthola'ah ilmu serat jihad atau da'wah sebagai hiburan.
Kalau ada yang berpendapat adalah sah-sah saja kita mencari hiburan lewat tayangan-tayangan TV tersebut, sebenarnya dia telah terperangkap dalam pemikiran Jahiliyah yang menjadikan nyanyian dan senda gurau sebagai amalan agama. Jangan kita terjebak kepada anggapan sinetron, nyanyian di acaar TV tersebut bernuansa religi; lalu kita membela mati-matian kalau acara-acara tersebut bisa meningkatkan ilmu dan iman kita pada Islam. Tidak takutkah kita, karena pemebelaaan itu kita bisa dimasukkan dalam golongan orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau?
Marilah kita renungi ayat-yat Al Qur'an dan aturan-aturan agama dalam kitab hadist. Bagaimana dulu generasi terbaik (The Best Generation) yang hidup pada masyarakat terbaik (Pilot Project Society); yang pernah ada di bumi ini, menghadapi bulan Rhamadan. Jangan korbankan waktu kita yang berharga di bual n yang penuh rahmat dan ampunan ini dengan amalan-amalan yang justru merusak nilai dan semangat Rhamadan.Tapi, semuanya berpulang pada ilmu dan keimanan iman kita pada Al Islam ini. Menyesal di akhirat yang selama-lamanya tidak ada gunanya. jadilah kita orang yang cerdas; yang bisa memanage hawa nafsud an mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah mati.



written by Abu Zuber al Muhammadiyyah as Salafi

Referensi:

  1. Al Qur'an; surat al Anfal(8)ayat 35, al Mukminun, ar Rum(30) ayat 30, al An'am(6) ayat 70

  2. Hadist Sahih Bukhori Muslim

  3. Kitab Hayatus Shahabah