Tuesday, September 9, 2008

Edisi bulan puasa

Perilaku Hedonisme di Kalangan Pelajar


Pernah dengar ungkapan atau mungkin prinsip "kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya, mati masuk surga"?. Ungkapan atau mungkin semboyan ini dijadikan semboyan kaum remaja agar bisa memperturutkan gejolak mudanya; untuk tidak mau terikat dengan segala norma maupun nilai; baik itu nilai agama maupun sosial.Apabila sifat-sifat tidak baik itu hanya berorientasi pada materi atau hal-hal yang bersifat duniawi saja, dan kemudian menjadi kebiasaan hidup, maka inilah yang disebut dengan perilaku hedonisme.

Dokumen Pribadi Agus Bagyo, Alumni SMA 1 Pekalongan Angkatan 95

Sebenarnya perilaku hedonisme muncul dan berkembang subur pada diri seseorang itu dipengaruhi oleh beberapa hal di bawah ini.

Karakter Dasar Individu
Pada dasarnya setiap manusia itu memiliki sifat dasar dan kecenderungan ayng hampir sama; yakni, selalu mencari kemudahan, tidak mau rugi, tidak mau susah; senantiasa ingin bersenang-senang, bergurau atau bermain. Sifat dasar inilah yang diingini oleh nafsu dan dimanfa'atkan syetan untuk mencelakakan hidup manusai di dunia dan di akhirat. Pada masa remaja, gejolak nafsu yang kuat dan lemahnya imunitas diri dari tipu daya syetan dan unsur-unsur buruk disebabkan oleh minimnya ilmu agama dan lemahnya keyakinan kepada Allah. Di sinilah peran orang tua dan masyarakat, sebagai pemberi warna kehidupan bagi remaja, diharapkan tidak mandul dalam memberi arahan pada remaja yang sedang mencari jati diri.

Pemikiran Materialisme dan Rasionalisme BARAT
Perilaku hedonisme yang mudah muncul pada remaja ini makin mantap ketika kaum remaja intelektual mendapat pembenaran dari para pendidik yang memiliki pola fikir materialisme BARAT. Pendidik yang memuja teori-teori BARAT; teori "Otak Kanan Otak Kiri", Fun Learning, secara tidak sadar ikut menanam saham dosa yang membuat remaja semakin bebas memperturutkan syahwat dan kesenangan. Perilaku malas, mudah putus asa, tidak jujur, serta tidak loyal terhadap nilai kebaikan dari agama maupun masyarakat merupakan buah dari sistem pendidikan dan pengajaran Barat yang anti ketho'atan terhadap nilai-nilai religi.

Dua faktor itulah, yang merupakan beberapa dari faktor penyebab perilaku hedonisme, yang memunculkan sifat-sifat yang berpotensi menyuburkan perilaku hedonisme di kalangan remaja. Kadang-kadang manakala akibat jelek dari perilaku hedonisme itu muncul, satu-sama lain saling menyalahkan. Masyarakat menuduh para pendidik telah gagal dalam membina peserta didiknya; sementara itu kaum pendidik juga menuduh masyarakat terlalu longgar dalam menegakan aturan norma dan nilai sosialnya. Lalu sebenarnya yang salah siapa? Sebenarnya kita semua bertanggung jawab atas nasib masa depan remaja kita; marilah kiat sama-sama; bahu membahu dalam memberikan bimbingan dan arahan pada remaja kita menurut peran kita masing-masing di masayarakat. sehingga perilaku dan semboyan "kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya, mati masuk sorga bukanlah racun yang akan mereka telan begitu saja; namun semboyan itu menjadi semacam motivasi dan harapan yang disertai karya nyata dalam mewujudkannya.
...baca juga mimbar guru di BISIS Edisi sebelumnya


Kembali ke Halaman Awal