Wednesday, January 28, 2009

artikel bisis okt-maret 2009

Pacaran : tara manfaat dan kerugiannya


an


Pacaran? Sebuah kata yang dibentuk dari kata “pacar” dan akhiran –“an’. Pacar, entah apa makna sebenarnaya, penulis sendiri kurang paham. Dalam bahasa Inggris, kata ini sering berpadanan denga kata girl friend atau boy friend. Namun ketika padanan kata ini dikonfirmasikan pada orang yang pernah pacaran; mereka lebih menyukai padanan kata untuk pacar adalah “lover”. Entah mana padanan kata yang tepat untuk kata “pacar”. Sehingga bisa ditarik kesimpulan, pacaran berarti proses pertemanan atau percintaan. Kata pacaran, kemudian oleh orang-orang yang ada semangat agamanya kadang disamarkan dengan kata “ta’aruf.” Sebuah kata yang dicomot dari sebuah ayat dalam Al Quran surat Ar-Rum; yang kemudain dijadikan dalil bolehnya pacaran oleh mereka yang jahil dan para pemuja syahwat tapi berkedok agama.

Kelompok yang pro pacaran
Para pemuja nafsu banyak melihat adanya keuntungan yang bisa diperoleh dari pacaran.”ya, enak punya pacar bisa dijadiin tempat senang-senag. Kita pun jadi happy memacu semangat belajar” begitu papar Dodo, siswa XII AK. Hal senada juga diungkapkan oleh Zhazha, anak XII AP, kalau pacaran bisa dijadikan motivasi belajar “ada seseorang yang spesial yang memotivasi kita untuk menunjang nilai agar tidak malu dilihat si X; dan seenggakanay klita bisa menunjukakan pada si X bahwa kita lebioah pandai dari dia”. Ada juga yang berargumen kalau dirinya bisa membagi waktu ”Ga pernah rugi tuh…belajar ya waktunya mikirin pelajaran; saat pacaran ya kita pacaran aja selayaknya orang pacaran” begitu kata Tari, anak XII TKJ, membela diri karena memang dia sedang berpacaran dengan siswa dari sekolah swasta dekat laut di kota ini. Demikianlah pendapat para siswa-siswi di SMK ini yang pro pacaran; masih banyak pendapat yang tim reporter BISIS bisa dapatkan dari para responden; yang redaksi tidak muat di edisi ini karena memang senada.

Mereka yang kontra dengan pacaran
Berbeda dari para siswa yang pro pacaran, beberapa responden siswi dan siswa yang sempat kru BISIS wawancarai adalah mereka yang jujur dengan hati nurani dan memiliki sedikit pemahaman terhadap Al Islam. Salah seorang dari mereka adalah Nano, siswa keals X AK, yang berpendapat kalau konsentrasi belajar semakin tidak menentu. Hal senada juga diungkapkan oleh Nina, cewek X AK yang meliohat pacaran adalah sal;ah saatu sebab menurunnya motivasi belajar” kaslau masih bertengkar sama si dia mau bealjar jadi malas, pengenya maragh-marah terus sama senmua orang tanbaap seababn yang jeals”. Pendapat ini juga dibenarkan ooleh Farah siswi XI PJ “ Waktu belajar jelas berkurang, mau belajar tiba –tiba ingat si dia, ga belajar jadi ma;s tapi mal;ah sms-an deh”. Ada kuag yang kesal gara-gara pacaran prestasi turun, begitu kata Evi XII TKJ “ Kadang-kadang semangat belajar juga turun , kurang alias menurun gara-gara ada masalah sama sia dia”. Dan masih banyak lagi responden yang sependapat dengan mereka kalau pacaran adalah banyak ruginya dibandingkan dengan untungnya.


Pacaran, ngedate, ta’aruf atau apapun istilahnya jelas banyak mudhorotnya dibandingkan dengan manfaatnya. Bagi mereka yang jujur dengan hati nurani dan berhati bersih, serta memiliki pemahaman agama yang bagus akan berpendaapat demikian. Terlepas dari untung dan ruginya yang bersifat duniawi, pacaran menurut syariat Islam adalah tidak dasar pembenaran yang kuat kalau pacaran memiliki arti “ berdua-duan dengan lawan jenis yang bukan mahram, memandang dan memandang serta berkata-kata dengan syahwat”. Karena hal demikian menurut Islam adalah zina yang merupakan dosa; yang akan merugikan kita di dunia dan di akhirat.
So. Lebih baik ga pacaran dulu aja deh. Say pacaran after marriage is Okey but pacaran before marriage is No.


Wawancara oleh KruBISIS Kundarno, Aminatuz Zahra., dkk.
...baca juga Laput BISIS Edisi sebelumnya di sini