Saturday, January 30, 2010

renungan BISIS edisi 22

Kenapa Alam Enggan Bersahabat dengan Kita



Ketika kita membaca judul di atas, mungkin kita langsung teringat dengan penggalan bait syair dari lagu yang dulu dipopulerkan oleh penyanyi legendaris Ebiet G ADE. Memang benar, akhir-akhir ini, alam atau bumi Indonesia sepertinya sudah tidak mau bersahabat dengan kita. Berbagai bencana yang berasal dari langit dan bumi terus menerus menimpa persada ini. Masih terngiang di telinga kita jeritan para korban tsunami, lumpur Lapindo Brantas, gempa tektonik di Yogyakarta dan juga jebolnya tanggul Situ Gintung di Tangerang baru-baru ini. Semua bencana itu semakin memiriskan hati.
Kadang kita bertanya-tanya dalam hati; ada apa dengan persada ini. Apakah begitu berdosanya penghuni negeri ini, sehingga bumi negeri ini tidak mau lagi berkhidmat pada penduduk negeri? Banyak anak dari negeri ini, baik mereka yang intelek maupun yang hari-hari dekat telek (kotoran binatang,red), justeru mencari kambing hitam. Mereka mencoba menyalahkan sana-sini; bahkan alam yang benda mati, tidak bisa berbuat apa-apa juga dipersalahkan. Namun bagi yang ada akal dan iman yang benar kepada Allah akan mencari justifikasi dari ayat-ayat Allah di Al-Qur’an; karena memang Al-Qur’an adalah justifikasi sekaligus solusi yang valid dan final bagi setiap permasalahan yang terjadi di bumi ini.
Bagaimana Al-Quran memberikan justifikasi dan solusi bagi setiap bencana di muka bumi ini? Dalam surat Ar Rum(30): 41, Allah berfirman: ”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Begitupula dalam ayat berikut:” Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya; begitu kata Allah dalam surat Al-A’araf, (70): 96). Dari contoh dua ayat di atas kita bisa mengerti kalau bencana-bencana itu terjadi karena factor manusia bukan alam; karena alam adalah benda mati tidak bisa berbuat apa-apa.
Dari beberapa ayat di atas, kitapun bisa mengambil simpulan bahwa solusi valid dan final dari berbagai bencana itu adalah perbaikan hati (iman) dan amal-amal manusia. Berbagai teori manusia untuk menyelesaikan bencana-bencana tersebut hanyalah terbatas pada solusi amal; yang sifatnya trial and error. Solusi yang trial and error tersebut hanya bisa menyelesaikan 30 % dari permasalahan yang ada. Untuk menyelesaiakn permasalahan yang masih 60% tersebut, hanya perbaikan iman dan hati-hati manusia sajalah. Namun begitu, hanya orang-orang yang berakal saja yang mampu mengambil ‘ittibar (pelajaran) dari akibat-akibat yang terjadi di alam ini. Begitu pula, hanya orang yang mendapatkan hidayah sajalah yang bisa menerima ayat-ayat Allah sebagai solusi final dari berbagai masalah di dunia ini.

1 Komentar:

Blogger Toro Morp berkata...

"atughfirullah"

@ December 7, 2010 at 9:03 AM  

Post a Comment

<< Home